Sabtu, 05 Februari 2011

Internet: Bencana besar dunia pendidikan

Perkembangan internet itu baik atau buruk? Perdebatan mengenai baik buruknya internet bagi kehidupan sepertinya akan menjadi perdebatan yang tidak akan kunjung usai. Jujur saja diakui sangat banyak informasi yang bermanfaat yang dapat kita peroleh melalui internet, dan bahkan sangat banyak juga yang telah berkembang baik pengetahuannya, usaha dan bisnis maupun koneksitas dengan sesama pengguna internet. Bagi penggila internet tidak ada yang tidak mungkin melalui teknologi internet secara positif. Mohon maaf menurut saya internet telah menjadi aliran kepercayaan baru bagi generasi muda kita.


Tetapi kita juga harus jujur melihat fakta yang ada bahwa internet sesungguhnya adalah virus berbahaya yang dapat menghancurkan generasi muda bangsa ini.  Banyak juga hal-hal bersifat negatif yang semakin mudah diakses karena perkembangan internet. Kemajuan teknologi internet yang sepertinya semakin mengintegrasikan kehidupan offline dan kehidupan online penggunanya memang memungkinkan kita untuk bisa berinteraksi secara lebih ‘dekat’ melalui perantaraan dunia maya.
Memang sih ketika saya SMP dulu (sekitar 10 tahun yang lalu), saya pernah membaca sebuah artikel di majalah HAI bahwa ‘penggerak’ terbesar di dunia internet adalah keberadaan situs porno dewasa. Walaupun sekarang saya belum memiliki data mengenai penggunaan internet saat ini, namun besar harapan saya bahwa dengan keberadaan blog bisa sedikit membantu para pengguna internet untuk menggunakan internet dengan tujuan yang lebih bermanfaat.
Tapi sore ini saya bukan akan membahas urusan menyangkut perkembangan dunia sex orang dewasa di internet seperti transaksi cewek bispak atau private photo panas di account Friendster yang baru-baru ini baru diangkat (lagi) di tayangan dokumenter sebuah stasiun televisi.
Tiga hari ini saya dibuat terheran-heran karena beberapa kali menemui sebuah tindakan kejahatan berujung pembunuhan yang penyebabnya bermuara pada aktivitas internet seseorang. Seperti salah satu pembunuhan yang terjadi di Inggris di mana dengan teganya seorang suami membunuh istrinya hanya karena mengubah status perkawinannya di Facebook miliknya.
Seakan tidak mau ketinggalan, di Lysva, Rusia terjadi juga pembunuhan oleh seorang suami karena istrinya ketahuan berselingkuh di internet melalui situs kencan loveplanet.ru *hayo siapa yang sering ke sana?*. Setelah mendapatkan informasi bahwa istrinya yang menggunakan nickname Angel berselingkuh dengan seorang pria beristri, ia langsung membunuh sang istri dengan menghantam kepalanya berulang kali. Seram yach…
Oke, kedua kasus di atas memang hanya melibatkan orang dewasa, seharusnya mereka bisa bersikap lebih bijak. Namun, yang agak mengerikan adalah bahwa internet ternyata juga sering dijadikan sarana bagi para pelaku pedofilia untuk menjaring calon mangsanya. Dengan kepiawaian mereka (orang dewasa) dalam memainkan perasaan anak perempuan yang masih lugu, mereka memberikan dorongan psikologis yang cukup kuat untuk menjebak korbannya menuruti kemauan mereka. Dengan maraknya situs social networking dan chating (yang dengan mudahnya bisa diakses menggunakan hape seharga 600ribu), sarana mereka dalam ‘berburu’ seakan semakin luas dan memudahkan.
Segelintir berita di atas pastinya cukup membuat para orang tua bergidik dan menjadi was-was bila putra putri kesayangannya mengalami hal yang tidak menyenangkan atau berbahaya karena aktivitasnya di internet. Maka dari itu, sepertinya program pengenalan internet di kalangan orang tua sepertinya sudah harus dirintis untuk menanggulangi hal semacam ini. Tidak berlebihan rasanya bila orang tua yang selama ini cuma bisa merasa gaptek berusaha untuk mengenal dunia internet, terutama bila nyata-nyata mereka memasang akses internet di rumah mereka. Kan bisa dimasukkan dalam agenda organisasi warga untuk pelaksanaannya, tapi ya memang harus mau keluar modal, minimal untuk bayar biaya warnetnya. Dulu karena masalah biaya warnet ini usulan saya ditolak
Selama ini sepertinya internet adalah milik mereka yang mau menggunakannya saja, padahal efek yang mungkin ditimbulkan oleh internet bisa sedemikian dahsyat dalam perkembangan kepribadian penggunanya. Ketika saya bekerja jadi OP sebuah warnet dulu, saya sempat menyaksikan sendiri bahwa banyak sekali anak SMP yang membuka situs dewasa. Yach.. daripada saya merasa berdosa, saya matikan server warnetnya, trus bilang ama mereka kalo koneksinya down, dan mereka ga perlu bayar. Anda bisa bayangkan kalau internet sekarang telah menjadi salah satu sumber belajar bagi siswa-siswa di sekolah-sekolah. Bukan salah salah menjadikan internet sebagai sumber belajar, tetapi sampai saat ini belum ditemukan rumusan bagaimana anak didik tidak menggunakan internet untuk hal-hal yang negatif tadi tu. Bukankah itu sebuah bencana besar untuk dunia pendidikan dan generasi muda bangsa ini?
Banyak orang pesimis dengan komitmen Depkominfo untuk merealisasikan konsep internet yang aman. Padahal, kalo kita memang pesimis, seharusnya kita membantu mereka ya, bukan sekedar menyalahkan atau mencibir. Bagaimana dengan anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar