Rabu, 04 Mei 2011

Tuhan Itu Tak Pernah ada

Hidup di Indonesia ini, mungkin tidak dapat menyatakan,"saya ateis, saya tidak bertuhan, saya anti tuhan" atau "saya tidak beragama, saya anti agama atau saya tidak suka dengan agama"

Bolah jadi hatimu seperti itu, tetapi kenyataan dalam hidup di negeri ini tidak bisa begitu. Disini anda harus menerima salah satu agama (jangan lebih), mengakui adanya agama (tidak boleh tidak beragama) dan dinyatakan kepada orang banyak serta dituliskan setiap kali menjelaskan indentitas diri anda sendiri. Hei... agamamu juga tidak boleh beda dengan restu negara (tidak boleh buat agama sendiri) atau beragama dengan cara sendiri (nanti ada gerombolan gembala agama sebagai pengadil agama yang tak rela dengan kesewenangan beragama atau yang beda adalah musuh mereka). Tapi benarkah semua agama intinya adalah menyembah Tuhan untuk mendapatkan keselamatan (karunia, berkah, ridho, rahmad, hidayah dsb)dari Nya. Kalau emang iya ... siapakah Tuhan itu? Siapakah yang pernah bertemu tuhan, lalu bagaimakah rupa tuhan.... dan atau sebenarnya apakah tuhan itu ada? Atau sebenarnya tuhan itu tidak ada?

Siapakah Tuhan itu?.. Tuhan itu adalah maha gaib, tuhan itu sesuatu yang mistis, tuhan itu adalah maha kekuatan yang metafisis yang menguasai alam fisis, tuhan itu....... dan banyak lagi defenisi yang dapat dijelaskan sesuai pemahaman masing-masing kita atau sesuai agama yang diyakini. Akan tetapi mengapakah orang-orang selalu mencari tuhan, bagaimanakah awal mulanya orang mulai memuja tuhan? dan sejak kapankah tuhan itu mulai dicari ?

Dalam sejarah budaya, ternyata orang lebih dahulu berbudaya dari pada beragama. Sebuah kebudayaan diawali dengan kehidupan primitif, dan sejak zaman primitif orang telah percaya dengan namanya kekuatan gaib yang dapat menjelma kedalam kehidupan nyata. Dan sejak zaman primitif telah ada yang namanya tabu, telah ada yang namanya boleh dan tidak boleh, sesuatu yang dihindari, sesuatu yang kalau dilanggar akan dapat kutukkan. Artinya sejak zaman primitif orang telah mengenal rasa takut terhdap sesuatu yang ia tidak ketahui dan tidak dapat dilawan. Sejak zaman itu orang telah menyembah batu besar atau yang lain-lain yang dianggap mempunyai kekuatan gaib. Akan tetapi apakah mereka menyebutnya Tuhan ?

Dalam sejarah orang-orang pintar dimuka bumi ini juga telah terjadi usaha mencari tuhan. Sejak 300-400 SM (sebelum lahirnya agama Kristiani) telah lahir pemikir-pemikir yang pikirannya dipandang sebagai cikal ilmu pengetahuan. Kita sebut saja Anexi Mandros, Anexi Nemes, Plato, Socrates dll yang hidup sebelum agama menjadi lembaga ketuhanan. Mereka dengan kepintaran mereka telah berpikir tentang tuhan, mereka yakin kehidupan ini pasti ada yang mengaturnya yaitu Tuhan, mereka memikirkan pasti ada yang menyebabkan sesuatu dapat hidup dan menyebabkan sesuatu menjadi mati. Bahwa hidup ini sangat tergantung dengan air, setiap yang hidup butuh air sehingga air dianggab sebagai tuhan yaitu tuhan air, lalu melihat hidup ini perlu udara atau angin (yang dapat dirasakan tapi tidak dapat dilihat)sehingga anginpun dianggap sebagai tuhan semesta ini. Dalam perkembangan selanjutnya ternyata air hilang karena panas, dalam hidup diperlukan panas, panas dapat memakan yang hidup, panas juga dapat menjadikan gelap menjadi terang dan panas yang disimbolkan dengan api juga dapat mendatangkan angin, maka tuhan adalah panas dan lahirlah tuhan api. Orang pintar memang telah lama mencari tuhan bahkan sebelum agama lahir, mereka berpikir dan memikirkan tuhan, mereka menunjuk dan memilih tuhan... dan kemudian mereka atau penerus mereka pula yang membantahnya serta mencari tuhan-tuhan yang lainnya (tuhan air, tuhan angin, tuhan api, tuhan bintang, tuhan matahari dan tuhan-tuhan lainnya). Mereka cukup cerdas tetapi mereka dibodohkan lagi tentang tuhan oleh yang lainnya. Ternyata tuhan bukanlah logika semata yang dicari hanya dengan berpikir atau dengan kecerdasan intelektual saja, ternyata yang mencari tuhan itu dimulai oleh orang pintar bukan oleh orang bodoh, dan ternyata mereka tidak juga menemukan tuhan tersebut.

Dalam sejarah budaya juga terbaca bahwa di dunia belahan timur konsep bertuhan berkembang dengan budaya MISTIC yang berbaur dengan budaya dan prilaku kehidupan mereka. Tuhan adalah sebuah kekuatan yang dapat dirasakan dengan alam pikiran yang tidak dapat mereka kalahkan, sehingga mereka harus tunduk dengan prilaku dan budaya yang mereka anggap pantas untuk menyembah tuhannya sebagai lambang ketakutan  (menurut saya sampai saat ini orang belahan timur dianggap lebih taat beragama dengan budayanya). Sedangkan didunia belahan barat konsep bertuhan berkembang dengan  budaya LOGOS yaitu logika tentang bertuhan. Tuhan adalah ketakjuban mereka terhadap kekuatan yang melebihi kemampuan manusia. Tuhan berada pada kondisi manusia sudah tidak bisa menjawab pertanyaannya sendiri, tuhan ada ketika mereka takluk oleh kenyataan yang ada seperti hidup dan roh, tentang alam dan muasal kejadiannya. Ketidak mampuan manusia itulah kemampuan tuhan, ketikak sanggupan manusia itulah kesanggupan tuhan, ketidak bisaan manusia itu adalah kuasa tuhan. Tuhan tidak untuk ditakuti tapi untuk dihormati, tuhan adalah maha penolong, Tuhan adalah dewa-dewa.

Pencarian tuhan tetap terus terjadi dan tak seorangpun dapat mengklaim penemuan mereka tentang Tuhan yang dapat diterima logika. Menurut versi agama tuhan berbeda dengan ciptaannya yang disebut dengan alam  dan tak satupun alam yang dapat/sanggup bertemu dengan Tuhannya. Oleh sebab itu tuhan bekerja untuk alam melalui utusannya yaitu para malaikat. Pertanyaanya apakah seisi alam ini termasuk manusia tidak akan pernah bertemu dengan tuhan. Ataukah malaikat itu sendiri yang dimaksud dengan tuhan? Kalau iya malaikat itu sendiri yang dianggap sebagai tuhan pantaslah banyak pemahaman orang tentang tuhan dan merasa pernah bicara dengan tuhan dan mengaku diutus sebagai nabi tuhan. Mungkin ini  termasuk politeisme atau animisme. Atau tuhan yang sebenarnya itu tak pernah ada dan tak akan pernah ada (mungkin  ini yang dimaksud oleh para ateis). Tetapi ada agama yang secara tegas mengatakan bahwa tuhan itu hanya satu seperti Islam, bahkan Indonesia memandang secara universal bahwa tuhan itu satu yaitu ketuhanan yang maha esa.

Tuhan itu memang gaib, tak seorangpun dapat menjelaskan tentang wujud tuhan, kecuali hanya defenisi yang dibangun tentang tuhan sesuai agama dan kepercayaan yang di anut. Tetapi semua yang mengaku beragama takut dengan tuhan. Bagi saya tuhan itu tidak akan pernah dapat ditemui, dan tak akan pernah menemui kita. tuhan  tidak dapat dijelaskan, atau memang benar tuhan itu tidak ada (seperti adanya alam ini). Akan tetapi kata-kata tuhan dengan segala sugesti yang melekat padanya saya harus jujur bahwa saya mengakui adanya tuhan.

2 komentar:

  1. tuhan ada tapi tak smua mampu bertuhan
    Tuhan banyak, walaupun Tuhan banyak tp tak smua manusia mampu mengenalNya
    Tuhan ada dimana-mana
    tp tak smua mengerti siapa Tuhan
    Tuhan itu realis
    tp Tuhan itu absurd
    Siapapun Yang Mengetahui dirinya yang sesungguhnya, maka dia mengetahui Tuhannya

    diri manusia tidaklah satu, tp diri manusia sangatlah banyak
    jika diri manusia iu satu, maka dia tidak akan berubah-rubah karakter
    karena diri manusia itu banyak, maka dia mampu berubah-rubah karakternya

    BalasHapus
  2. Mantap mas akbar.... kayaknya semua orang ingin punya tuhan masing-masing, karena dia tdk mengenal siapa dirinya. Dia kira dia berubah karena dia dan dia juga ingin merubah tuhannya tetapi sesungguhnya dia berubah karena tuhannya, maka ketika ia mampu mengenali dirinya dia akan merasakan disitu ada tuhannya

    BalasHapus