Kamis, 20 Januari 2011

Internet sumber belajar: PREMATUR ?

Internet...., diakui telah membuka cakrawala banyak orang termasuk saya. Tidaklah mengeherankan dibanyak tempat banyak orang-orang membicarakan internet, diwarung kopi, diparkiran, dan di berbagai tempat lainnya.  Internet tidak mengenal batas usia, gender, agama, suku, ras, pendidikan, batas wilayah dan negara, orang baik atau jahat, karena internet tidak butuh aliran dan hukum klausalitas untuk menampilkan penampakkannya. Internet adalah dunia tak terbatas secara maya TETAPI TIDAK selalu mengajak kita pada dunia kebenaran, internet adalah surga dan neraka. Dia adalah karya postmoteknologi yang bisa hadir dimana saja dan menampakkan apa saja. Luar biasakan?


Tentu saja ketersediaan sarana mulai dari warnet, hp dan laptop telah mempermudah masyarakat untuk mengakses berbagai situs di internet, sebut saja jejaring sosial facebook, game online, twitter, frindster, blogger dan berbagai situs lainnya termasuk situs yang berbau maksiat. Pengunjung dimanja untuk menjelajahi berbagai situs yang sering disebut dengan berselancar di dunia maya, bahkan internet menawarkan ribuan pilihan, ribuan alternatif yang menggoda. Tidak jarang godaan tersebut adalah kearah yang disebut dimasyarakat tabu seperti situs pornografi. Pengguna internet tentu sangat paham dengan maksud saya, ketika satu kata saja diketikmelalui searchenggine ribuan kemungkinan tema dari kata tersebut ditawarkan dalam hitungan detik. Kecanggihan itulah yang saya maksud postmoteknologi.

Hari ini kecanggihan internet tersebut telah banyak memberi inspirasi dalam dunia pendidikan khususnya di Indonesia. Bahkan sekolah-sekolah seakan berlomba menjadikan internet sebagai sumber belajar mulai dari , SLTA, SLTP bahkan sekolah dasar juga telah mulai menggunakan internet sebagai sumber belajar. Benar  melalui internet berbagai materi pendukung pembelajaran sampai materi pokok untuk belajar telah tersedia seperti buku elektonik (Ebook) dengan berbagai bidang studi. Yang jadi persoalan adalah bagaimana memfilter anak dari konsep posmoteknologi dan dunia tanpa batas internet tersebut. Sejauhmana sekolah mampu memberikan perlindungan bagi anak didik dan bagaimana sekolah dapat bekerjasama dengan orang tua siswa untuk melindungi siswa dari berbagai dampak negatif yang tidak terduga tadi. Berharap mengapai surga malah terjerembab kedalam neraka. Bukankah neraka itu menakutkan sekaligus sangat menarik dan sangat menggoda setiap pengunjung internet. Surga dan neraka memang hanya istilah yang saya bangun untuk membedakan dampak antara baik dan buruk, walaupun dalam kenyataannya untuk sebagian orang justru neraka itulah surganya.

INTERNET sebagai sumber belajar untuk SLTA masih oke, untuk SLTP masih okekah, tetapi di banyak tempat guru-guru sekolah dasar juga telah merujuk internet sebagai sumber belajar siswa, apakah ini juga Oke? Internet memang baru marak di Indonesia sejak tahun 2005an. Perkembangannya semakin pesat setelah teknologi telepon selular juga ikut berperan, bahkan sampai pada kasus yang masih jadi perbincangan yaitu Black Barry yang menghebohkan dengan program RIM  (research in movie). Melalui rim orang dengan mudahnya mengunduh berbagai situs dalam bentuk video. Kita patut sangat prihatin ketika internet memang tidak dapat membedakan yang patut dengan yang tidak patut, yang boleh dengan yang tidak boleh, yang dapat membedakan semua itu hanya manusia penggunanya (itupun tergantung pada iman dan tujuan sipengguna) karena internet bergaul dengan semua jenis manusia, bahkan jika bisa juga dengan setan dan sejenisnya.Maka tidaklah mengherankan jika internet juga menawarkan berbagai bentuk godaan menuju kesenangan atau kesesatan.

Apakah anak Sekolah Dasar atau SLTP telah memiliki sedikit alat pembeda/filter untuk membedakan mana kesenangan dan mana kesesatan tersebut?. Apakah tidak terlalu gegabah oleh guru ataupun sekolah menjadikan internet sebagai sumber belajar anak?. ataukah terlalu prematur menjadikan internet sebagai sumber belajar bagi siswa SLTP dan Sekolah Dasar?

Patut jadi perhatian adalah disebuah kota kecil saya menemukan sebuah sekolah dasar telah menugaskan pada siswanya untuk mencari bahan pelajaran materi biologi melalui internet. Sementara sekolah tersebut belum memiliki labor komputer atau internet, sebagai dampaknya anak terus datang berkunjung ke internet untuk mendapatkan bahan tersebut. Banyak pertanyaan yang... dan ......... praduga yang macam-macam. Apakah gurunya yang salah memberi instruksi kepada anak atau siguru memang ingin moderat dan dibilang canggih telah mengajar dengan internet. Atau boleh jadi gurunya memang tidak kompeten sehingga mencari sensasi menggunakan internet untuk mengajar biar terlihat keren tapi santai. semoga saja tidak demikian, akan tetapi apakah pantas anak SD dibiarkan ke internet tanpa bimbingan atau sudah  layakkah anak SD membahas materi yang ada di internet yang belum tentu benar atau sesuai dengan tujuan pembelajaran di sekolah. Wah... sungguh prematur jika anak SD harus menggunakan media Internet sebagai sumber belajar. Coba baca lagi internet: bencana besar dunia pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar