Perkembangan internet itu baik atau  buruk? Perdebatan mengenai baik buruknya internet bagi kehidupan sepertinya  akan menjadi perdebatan yang tidak akan kunjung usai. Jujur saja diakui sangat banyak informasi yang bermanfaat yang dapat kita peroleh melalui internet, dan bahkan sangat banyak juga yang telah berkembang baik pengetahuannya, usaha dan bisnis maupun koneksitas dengan sesama pengguna internet. Bagi penggila internet tidak ada yang tidak mungkin melalui teknologi internet secara positif. Mohon maaf menurut saya internet telah menjadi aliran kepercayaan baru bagi generasi muda kita.
Tetapi kita juga harus jujur melihat fakta yang ada bahwa internet sesungguhnya adalah virus berbahaya yang dapat menghancurkan generasi muda bangsa ini.  Banyak juga hal-hal bersifat negatif yang  semakin mudah diakses karena perkembangan internet. Kemajuan teknologi  internet yang sepertinya semakin mengintegrasikan kehidupan offline dan  kehidupan online penggunanya memang memungkinkan kita untuk bisa  berinteraksi secara lebih ‘dekat’ melalui perantaraan dunia maya.
Memang sih ketika saya SMP dulu (sekitar 10 tahun yang lalu), saya  pernah membaca sebuah artikel di majalah HAI bahwa ‘penggerak’ terbesar  di dunia internet adalah keberadaan situs porno dewasa. Walaupun sekarang saya belum  memiliki data mengenai penggunaan internet saat ini, namun besar harapan  saya bahwa dengan keberadaan blog bisa sedikit membantu para pengguna  internet untuk menggunakan internet dengan tujuan yang lebih bermanfaat.
Tapi sore ini saya bukan akan membahas urusan menyangkut perkembangan  dunia sex orang  dewasa di internet seperti transaksi cewek bispak atau private photo  panas di account Friendster yang baru-baru ini baru diangkat (lagi) di  tayangan dokumenter sebuah stasiun televisi.
Tiga hari ini saya dibuat terheran-heran karena beberapa kali menemui  sebuah tindakan kejahatan berujung pembunuhan yang penyebabnya bermuara  pada aktivitas internet seseorang. Seperti  salah satu pembunuhan yang terjadi di Inggris di mana dengan teganya  seorang suami membunuh istrinya hanya  karena mengubah status perkawinannya di Facebook miliknya.
Seakan tidak mau ketinggalan, di Lysva, Rusia terjadi juga pembunuhan  oleh seorang suami karena istrinya ketahuan berselingkuh  di internet melalui situs kencan loveplanet.ru *hayo siapa yang  sering ke sana?*. Setelah mendapatkan informasi bahwa istrinya  yang menggunakan nickname Angel berselingkuh dengan seorang pria  beristri, ia langsung membunuh sang istri dengan menghantam kepalanya  berulang kali. Seram yach…
Oke, kedua kasus di atas memang hanya melibatkan orang dewasa,  seharusnya mereka bisa bersikap lebih bijak. Namun, yang agak mengerikan  adalah bahwa internet ternyata juga sering dijadikan sarana bagi para  pelaku pedofilia untuk menjaring calon mangsanya. Dengan kepiawaian  mereka (orang dewasa) dalam memainkan perasaan anak perempuan yang masih  lugu, mereka  memberikan dorongan psikologis yang cukup kuat untuk menjebak  korbannya menuruti kemauan mereka. Dengan maraknya situs social  networking dan chating (yang dengan mudahnya bisa diakses menggunakan  hape seharga 600ribu), sarana mereka dalam ‘berburu’ seakan semakin luas  dan memudahkan.
Segelintir berita di atas pastinya cukup membuat para orang tua  bergidik dan menjadi was-was bila putra putri kesayangannya mengalami  hal yang tidak menyenangkan atau berbahaya karena aktivitasnya di  internet. Maka dari itu, sepertinya program pengenalan internet di  kalangan orang tua sepertinya sudah harus dirintis untuk menanggulangi  hal semacam ini. Tidak berlebihan rasanya bila orang tua yang selama ini  cuma bisa merasa gaptek berusaha untuk mengenal dunia  internet, terutama bila nyata-nyata mereka memasang akses internet  di rumah mereka. Kan bisa dimasukkan dalam agenda organisasi warga untuk  pelaksanaannya, tapi ya memang harus mau keluar modal, minimal untuk  bayar biaya warnetnya. Dulu karena masalah biaya warnet ini usulan  saya ditolak
Selama ini sepertinya internet adalah milik mereka yang mau  menggunakannya saja, padahal efek yang mungkin ditimbulkan oleh internet  bisa sedemikian dahsyat dalam perkembangan kepribadian penggunanya.  Ketika saya bekerja jadi OP sebuah warnet dulu, saya sempat menyaksikan  sendiri bahwa banyak sekali anak SMP yang membuka situs dewasa. Yach..  daripada saya merasa berdosa, saya matikan server warnetnya, trus bilang  ama mereka kalo koneksinya down, dan mereka ga perlu bayar. Anda bisa bayangkan kalau internet sekarang telah menjadi salah satu sumber belajar bagi siswa-siswa di sekolah-sekolah. Bukan salah salah menjadikan internet sebagai sumber belajar, tetapi sampai saat ini belum ditemukan rumusan bagaimana anak didik tidak menggunakan internet untuk hal-hal yang negatif tadi tu. Bukankah itu sebuah bencana besar untuk dunia pendidikan dan generasi muda bangsa ini? 
Banyak orang pesimis dengan komitmen Depkominfo untuk merealisasikan  konsep internet yang aman. Padahal, kalo kita memang pesimis, seharusnya  kita membantu mereka ya, bukan sekedar  menyalahkan atau mencibir. Bagaimana dengan anda?
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar